Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suka Menarik Rambut Bisa Jadi Trikotilomania, Apa Itu?

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi rambut rusak. Shutterstock.com
Ilustrasi rambut rusak. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku seperti memutar-mutar rambut di sekitar jari Anda, merasakan tunggul pada kaki Anda, atau emeriksa bulu mata, terlihat cukup normal. Namun beberapa orang memiliki kebiasaan-kebiasaan  yang melibatkan dorongan kompulsif, seperti mencabut rambut yang mungkin menyebabkan masalah serius.

Baca juga: Pentingnya Scrub Kepala untuk Kesehatan Rambut

Hal itu disebut trikotilomania, gangguan menarik rambut yang ditandai dengan keinginan  berulang dan tidak tertahankan untuk menarik rambut, apakah itu dari kulit kepala, alis, bulu mata, atau area lain dari Anda tubuh. Kebiasaan ini dapat menyebabkan kebotakan atau kerontokan rambut.

Menurut psikolog klinis Jenny Yip kebiasan menarik rambut itu termasuk gangguan spektrum obsesif-kompulsif, di bawah kategori perilaku repetitif yang berfokus pada tubuh. Perilaku repetitif yang berfokus pada tubuh seperti perilaku membersihkan diri di mana orang secara kompulsif menarik, mengambil, mengikis, atau menggigit rambut, kulit, atau kuku mereka ke titik di mana ia menyebabkan kerusakan pada tubuh.

Perilaku repetitif yang berfokus pada tubuh lainnya selain trikotilomania termasuk skin-picking (eksoriasi) dan menggigit kuku (onychophagia), bahkan pipi dan bibir. Menarik rambut bukan hanya kebiasaan buruk. "Kita semua memiliki preferensi dan kebiasaan kita, tetapi bukan gangguan," kata Yip seperti dikutip dari laman Shape. "Namun, ketika itu mengganggu kegiatan, pekerjaan, interaksi sosial, hal itu merupakan gangguan."

Kriteria gejala untuk trikotilomania, menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (edisi kelima) antara lain menarik rambut berulang kali sampai menyebabkan kerontokan rambut, melakukan upaya berulang untuk mengurangi atau menghentikan perilaku, gangguan atau kerusakan yang signifikan secara klinis di bidang sosial, pekerjaan, dan lainnya, serta bykan karena penyalahgunaan zat atau kondisi medis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ketika Anda bercukur dan Anda mulai merasa rambut itu tumbuh kembali dan Anda ingin menariknya keluar — itu tanda seseorang mengalami trikotilomania,” ujar Yip. Studi memperkirakan bahwa trikotilomania mempengaruhi sekitar 0,5 hingga 2 persen orang dewasa, dan wanita empat kali lebih banyak mengalaminya dibandingkan pria, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Psychiatry.

Trikotilomania juga bisa disebabkan karena faktor biologis,ketidakseimbangan hormonal atau neurokimia. Sehingga trikotilomania dapat terjadi pada anak-anak dan bayi yang berumur 12 atau 18 bulan. Dorongan untuk menarik sering dimulai dengan semacam stres atau kecemasan. "Anda memiliki dorongan untuk menarik karena Anda merasakan ketegangan, dan menarik dapat meredakan ketegangan itu," kata Yip.

Perilaku menarik rambut seringkali tidak disengaja, Kebanyakan orang bahkan tidak menyadari menarik rambut mereka menarik. Mereka melakukannya ketika mereka bosan, mungkin duduk di depan TV atau komputer, saat di tempat tidur, atau duduk di lampu lalu lintas.

Karena trikotilomania berada di bawah kategori OCD, beberapa orang dengan trikotilomania juga memiliki OCD. Jika mengalaminya, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter kulit untuk memastikan bahwa itu bukan masalah dari rambut atau kulit kepala. Lalu konsultasikan dengan seorang psikolog, psikiater, atau ahli terapi. Namun, penting untuk menemukan seseorang yang berpengalaman dalam gangguan spesifik ini, karena memerlukan pengobatan, pendidikan, dan jenis terapi khusus yang disebut pelatihan pembalikan kebiasaan.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

8 jam lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.


5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

14 jam lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang menyembuhkan sifat toxic.


8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

16 jam lalu

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami. Foto: Canva
8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.


Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi cewek pakai payung saat jalan di bawah matahari terik. shutterstock.com
Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.


Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

4 hari lalu

Ilustrasi anak kecil pacaran. huffpost.com
Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.


Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

5 hari lalu

Ilustrasi wanita sedih. Shutterstock
Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

7 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

9 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

16 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah